Minggu, Agustus 04, 2019

Sakinah till Jannah

“Hi…”
“Hello…”
“Where are you from?”
“You are so beautiful darling..”
“Be my girlfriend, please…”
Lama kupandangi pesan singkat melalui messenger yang baru masuk itu. Sambil senyum-senyum sendiri, aku lihat profil orang itu. Orang asing yang baru saja menambahkan pertemanan di dunia maya. Yaa, aku termasuk salah satu warga net yang sering berselancar aktif di dunia maya. Sejak zaman friendster hingga saat ini. Dan karena zaman dulu aku sangat suka berbicara bahasa Inggris, makanya aku sangat senang saat ada yang minta berteman dari berbagai negara. Tapi jangan salah, niatku tulus dan murni hanya untuk berteman saja, tanpa ada niat terselubung dibalik itu. Hanya ingin menambah wawasan lintas budaya dan untuk melatih berbahasa asing. Untuk apa? Karena sudah diuji oleh para ilmuwan bahwa mahir berbagai bahasa membantu mencerdaskan otak, dan membantu menambah daya ingat kita. Apalagi usia kita yang sudah tidak muda lagi. Mengasah otak dengan melatih berbagai bahasa sangat membantu gejala demensia. Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penurunan fungsional yang sering kali disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak. Oleh sebab itu, orang asing dari negara manapun yang mengirimkan pertemanan aku setujui asal bukan akun palsu.

Dalam menanggapi berbagai sifat dan sikap orang asing yang berselancar di dunia maya, kita harus pandai menyikapinya. Dengan santun kita katakan bahwa kita hanya ingin berteman dengan mereka. Ingin belajar tentang bahasa dan budaya mereka, juga belajar hal lain yang bermanfaat dari mereka. Jika ada orang asing yang mempunyai niat terselubung, seperti minta melakukan hal asusila atau terindikasi akan menipu kita, kita bisa langsung blokir akun mereka. Insyaa Allah, jika kita bersikap jujur dan apa adanya, banyak dari mereka yang berbesar hati menerima kita sebagai temannya. Namun, jika kitapun tidak jujur dan banyak berbohong, maka merekapun akan melakukan hal yang sama kepada kita.

Bukan hanya satu atau dua orang asing yang menginginkan wanita Indonesia menjadi pasangannya. Berbagai rayuan dan bujukan mereka memberondong messenger kita. Bahkan ada yang minta nomor pribadi kita. Jika kita tidak kuat iman, kita pun akan terjerat dalam rayuannya dan akan susah menghindari hasrat ingin bertemu dengannya. Setiap hari online hanya menunggu dia yang kita sangka hanya menginginkan kita. Padahal kita hanya mengenalnya dalam dunia maya, yang berarti semua rayuan dan bujukannya itu juga semu. Tidak nyata.

“Hello there. I’m so sorry, I have a husband and I really love him. Let’s make a good friend”
Selalu kubalas seperti itu, jika datang pesan singkat yang mampir di messengerku.
Karena bagiku, suami nyataku lebih berharga di dunia ini hingga ke akhirat nanti. Dibanding suami maya yang entah ada… entah tiada wujudnya.

Suami kita yang telah mengenal lama kebiasaan buruk kita. Dia bukan hanya menerima kita apa adanya, tapi juga menerima keluarga kita beserta kebiasaan-kebiasaan yang kita sembunyikan dari orang lain. Baik buruknya… dia suami kita, ganteng tidaknya… suami kita, hebat tidaknya… dia suami kita. Suami kita yang bertanggung jawab terhadap kita dunia akhirat yang dengan berbagai kekurangannya dia menerima dan menjadikan kita ratu di istananya.

Jadi, untuk apa kita mencari laki-laki lain sebagai pasangan kita? Jika kita sudah memiliki laki-laki pemilik tulang rusuk kita.
Untuk apa kita menjalin hubungan palsu dalam dunia maya yang hanya menyajikan kesenangan sesaat? Sementara kita sudah memiliki laki-laki yang sudah dihalalkan Allah.
Untuk apa terlena dengan rayuan gombal laki-laki lain yang bukan mahram kita? Jika Allah sudah satukan kita dengan laki-laki yang sejak dulu kita sebut namanya dalam lantunan doa-doa kita.
Untuk apa kita memercayai laki-laki dalam dunia maya itu, yang hanya akan membuat kita bermaksiat di hadapan Allah? Jika orang tua kita sudah memercayakan hidup kita kepada laki-laki yang sudah direstuinya.

Oleh karena itu, jadilah seorang istri terhormat. Istri yang menjaga martabat suaminya. Dengan menaati suami dan memelihara dirinya saat suami tidak di sekitarnya. Menjadikan suami kita satu-satunya laki-laki dalam hati , pikiran dan hidup kita. Berdoa agar suami kita itulah jodoh kita bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat, yang sudah ditulis Allah swt di Lauhul mahfuz. Tetaplah bersama berjuang dalam bahtera rumah tangga yang semoga selalu sakinah hingga jannah-Nya. Aamiin yaa Robbal ‘alamiin

Profil Penulis:
Nama : Yanti Ranacha
Profesi : Guru SMA Integral Hidayatullah Batam
Domisili : Batam
No HP : 0
Email : yanti27@gmail.com
Sosmed : FB - sriyanti.ranacha
Motto Hidup : jika kita gagal berencana, berarti kita berencana untuk gagal

d'most fav web

Copyright @ 2013 yanti.